Konflik antara Thailand dan Kamboja di Perbatasan

Konflik Lama Kembali Membara di Perbatasan Thailand–Kamboja

Aug 15, 2025
Dua negara yang letaknya berdampingan di Asia Tenggara ini kembali diliputi ketegangan di perbatasan. Sengketa lama yang sempat mereda kini muncul lagi ke permukaan, dipicu sejumlah kejadian terbaru yang bikin situasinya makin sensitif. Biar nggak salah paham, yuk kita lihat bareng gimana awal mula masalah ini terbentuk dan apa saja yang bikin situasi makin memanas.

🚨
Sejarah yang Nggak Pernah Padam

Konflik ini bermula dari Kuil Preah Vihear, bangunan bersejarah dari abad ke-11 peninggalan Kekaisaran Khmer. Sejak awal 1900-an, wilayah ini udah jadi bahan rebutan. Peta Prancis tahun 1907 menunjukkan kalau kuil ini masuk wilayah Kamboja, tapi Thailand ternyata nggak terima. Perselisihan ini akhirnya dibawa ke Mahkamah Internasional, dan pada tahun 1962 diputuskan kalau kuil ini resmi milik Kamboja. Masalahnya, keputusan ini nggak bikin ketegangan mereda. Tahun 2008, Kamboja mendaftarkan kuil ini ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Situs Warisan Dunia, dan Thailand langsung protes. Dari situlah pecah bentrok bersenjata pada tahun 2009. Sejak itu, api kecil terus menyala di perbatasan.


🔥
Konflik Meledak Lagi di Tahun 2025

Tanggal 28 Mei 2025, ketegangan kembali meledak di wilayah Emerald Triangle, tepatnya sekitar Ta Muen Thom. Dalam bentrokan singkat 10 menit, satu tentara Kamboja tewas. Akhirnya, kedua pihak saling tuduh menuduh. Kamboja menganggap Thailand yang menembak duluan, sementara Thailand menyebut Kamboja-lah yang memprovokasi.


Apa Pemicu Panasnya?

Panasnya konflik ini nggak muncul begitu saja. Ada beberapa hal yang bikin api makin besar. Salah satunya, pada tanggal 24 Juli 2025, Thailand memperkuat perbatasan dengan membangun pos militer baru di zona sengketa. Bahkan, sejumlah taman nasional diubah jadi area patroli dan serangan, lengkap dengan pengerahan jet tempur yang kabarnya juga sempat menyerang target militer Kamboja. Nggak lama setelah itu, situasi makin keruh. Di akhir Juli, Thailand menahan 20 tentara Kamboja di perbatasan. Dua yang terluka memang dipulangkan, tapi 18 lainnya masih ditahan. Kamboja pun langsung bereaksi keras dan menuding langkah Thailand ini sebagai pelanggaran hukum internasional.


💡
ASEAN Turun Tangan
Mayor Jenderal Kamboja Sin Sokha (keempat dari kiri), Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia Jenderal Mohamad Nizam Jaffar (tengah), dan Letnan Jenderal Thailand Nuttapong Praokaew (keempat dari kanan) terlihat bersama di sebuah hotel di Kuala Lumpur pada Senin, 4 Agustus 2025. (Sumber: Malaysia Armed Forces via Associated Press)

Syukurnya, ASEAN nggak tinggal diam. Pada tanggal 28 Juli 2025, gencatan senjata berhasil disepakati di Putrajaya, Malaysia, lewat mediasi Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim. Lalu, awal Agustus, pertemuan General Border Committee digelar di Kuala Lumpur buat memantau situasi dan mendorong dialog lanjutan. AS dan China juga turun tangan memberikan dukungan agar ketegangan perlahan mereda.

Meski begitu, konflik yang sudah mengakar puluhan tahun ini tetap bikin banyak pihak waspada. Harapannya, kesepakatan kali ini bisa benar-benar bertahan, bukan sekadar jeda sebelum ketegangan meletus lagi.

Referensi:


Jangan lupa juga follow semua akun media sosial BEM ITS buat update-update keren lainnya seputar prestasi, aksi, dan suara mahasiswa ITS.
Karena dari sini, kita bisa tumbuh dan bergerak bareng! 💪

#Ronakarya #BEMITS #ITSSurabaya


Lihat unggahan Instagram kami berikut.

Klik disini